Hidup itu adalah sebuah pilihan. Memilih untuk tetap dalam kondisi yang sama yang artinya Bertahan dengan kondisi yang sekarang dan menikmati apa yang sedang kita jalani. Atau, memilih untuk sebuah perubahan dalam diri kita walaupun itu penuh dengan resiko. Saya jadi ingat kata-kata kawan saya, Aris, yang mengatakan bahwa sebuah pilihan itu pasti ada resiko yang harus dihadapi. Apa pun itu.
Sekitar tanggal 10an kalau gak salah ingat tawaran itu datangg melalui sebuah chating di Facebook. “asman, are you still interest for raptor count in radar hill?”. sebuah tawaran yang datangnya dari seorang assisten profesor di Kasestrat University, Thailand. “Of course!”. Langsung saja saya jawab seperti itu.
Dan, dari situlah akhirnya mulai berpikir langkah apa yang harus saya ambil? sedangkan saya posisi masih kerja di LSM Satwa dan tidak mungkin saya untuk bisa dapat ijin cuti tanpa Gaji. Konsultasi dengan kawan-kawan yang cukup idealis dalam menjalani hidup dan konsultasi dengan beberapa teman yang lain. Dan satu yang selalu support, gadisku, yang selalu memberikan semangat. Ia selalu mengingatkan saya untuk minta petunjuk ke hadirat illahi. Karena kepadanya kita seharusnya minta petunjuk.
Di saat saya sedang memikirkan tawaran itu, tanggal 17 Juli saya dapat kesempatan yang sangat berharga sekali di kantor saya. Saya di evaluasi oleh semua kawan-kawan saya yang kalau dalam struktur mereka ada dibawah saya dan sama pihak management mengenai kinerja saya selama 6 bulan menjadi seorang kordinator.
Dari evaluasi itu ada beberapa hal yang menurut pihak management kurang memuaskan karena tidak dapat menjalankan tugas yang ada didalam kontrak Kordinator. Dari sisi profesiolaisme kerja saya dirasa masih kurang karena berbicara hal yang seharusnya tidak saya bicarakan ditempat kerja saya.
Hmmm,.. saya akui dalam sesi menjawab semua point yang diperoleh dari tanya-menanya teman-teman sebelumnya. Saya memang lebih interest dengan burung dan ketika kawan-kawan menanyakan tentang burung maka saya jawab seperti yang kawan-kawan semua tanyakan. Ok,.. dari beberapa point yang tidak disampaikan adalah pernyataan bahwa kawan-kawan Perawat masih mau saya sebagai kordinator walaupun ada yang tidak setuju. Well,.. it is does’nt matter,.. yang penting evaluasi yang saya tunggu itu datang juga. Namanya juga bekerja. Pasti ada hal-hal yang tidak bagus dan sempurna.
********************************
Kembali ke tawaran kawan dari thailand yang akhirnya saya ambil dan memutuskan untuk resign dari tempat saya bekerja. Keputusan itu saya ambil dari beberapa pertimbangan seperti;
- Kalau saya tidak ambil tawaran itu belum tentu akan ada tawaran lagi, sedangkan lokasi yang di tawarkan adalah tempat yang ingin saya kunjungi untuk belajar Migrasi burung Elang.
- Kalau saya ambil artinya saya harus merelakan untuk melepaskan pekerjaan saya yang sekarang dengan gaji yang lumayan.
- Kalau saya ambil, wawasan saya tentang jenis migrasi akan bertambah dan yang pasti ilmu saya pun akan bertambah.
- Yang ke-empat kalau saya tidak keluar nantinya saya tetap tidak akan bisa fokus dengan pekerjaan saya ditempat yang sekarang dan saya tidak akan fokus juga di kerjaan dialam jaringan saya yang telah saya bangun dari NOL,.
- Terakhir, dengan saya memilih resign, sepulang dari thailand saya bisa leluasa dan bisa fokus dengan pekerjaan yang juga menjadi hobi saya walupun akhirnya jadi pengangguran.
Awalnya itu pilihan yang berat bagi saya karena harus kehilangan pekerjaan yang sebenarnya cukup untuk ukuran orang yang masih lajang. Pun demikian, hal itu tidaklah menjadi puas bagi saya. Saya harus memilih salah satu dan harus mengambil sikap.
Hari senin tanggal 25 Juli akhirnya saya menemui pihak management untuk mengutarakan maksud saya dengan bekal satu surat dari Thai Raptor Group, lembaga yang akan menampung saya selama 2 bulan itu. Semua ternyata diluar dugaan saya. Permohonan resign/keluar saya langsung dikabulkan dengan ucapan Congratulation karena mendapat kesempatan belajar diluar negeri mengenai hal yang menjadi kesukaan saya. Dengan ini saya resmi keluar dari pekerjaan saya per 26 agustus.
Akhirnya saya memilih untuk melanjutkan apa yang sudah saya yakini bahwa saya akan fokus pada burung. Ia, gadisku pun tidak masalah ketika sepulang saya dari thailand akan jadi pengangguran. Mungkin ini merupakan jalan yang dikasih sama Allah SWT untuk saya. Pilihan yang tentunya dengan resiko yang harus saya ambil.
********************************
Hidup harus punya sikap dan harus berani memilih serta harus bisa bertanggung jawab dengan pilihan yang kita ambil. Dan itu saya lakukan untuk sebuah perubahan.
Terima Kasih ya allah,.. rasa syukur yang tek terkira saya curahkan ke hadiratmu ya Allah. Terima kasih dek Sitta atas semua dukungan moril selama ini. Kau yang selalu mengingatkanku agar tetap memohon kepada Allah.
Selamat mas, karena nggak semua orang punya keberanian seperti anda. Mungkin ada jutaan orang di dunia ini yang selalu dihadapkan pada 2 pilihan seperti yang mas katakan di atas. Tetap pada kondisi yang nyaman atau mencoba keluar untuk mengejar yang lebih baik. Enggak semua orang juga bener-bener tahu tentang apa yang diinginkannya dalam hidup & pilihan menjadi “ahli burung”-walau sangat tidak familiar buat saya, pastinya merupakan pilihan hidup yang enggak mudah.
Enggak semua orang juga punya “gadisku” yang selalu menemani suka dan duka perjalanan pilihan hidup sampeyan….
Saya jadi ingat suatu adegan film yang pada potongannya mengatakan demikian,”hidup itu simpel, kamu pilih suatu pilihan dan jangan pernah menyesalinya….”
LikeLike
Terima kasih bung Furqon atas Komentarnya,… dan sekarang pada saat saya membalas Komentar ini saya sudah berada di Thailand,.. hari ini adalah hari ke 19 saya berada di Thailand,..
Terima Kasih
LikeLike
semangatttttttttt..
LikeLike
Terima kasih kawan,..
LikeLike