Baza Hitam Pengembara Yang Misterius di Indonesia

Foto Pertama saya,.. hehehe

Keberadaanya masih jadi teka-teki di Indonesia. Hanya beberapa perjumpaan di Jawa dan Sumatera. Tahun 1984, kalau tidak salah, Bas van Balen yang di dewa-dewakan di Indonesia untuk urusan burung pernah mempublikasikan dalam bentuk Short Note mengenai burung ini yang dia lihat di kawasan Bogor. Kemudian dari publikasi Wishnu Sukmantoro dalam Symposim Asian Raptor di Malaysia tahun 2006 menyebutkan bahwa di merapi tahun 2001 pernah di jumpai beberapa individu dan di Kerinci Seblat.

Nama burung elang ini Baza Hitam dengan nama Ilmiah Aviceda leuphotes di Indonesia memang masih sangat jarang di temukan oleh para pengamat burung baik di sumatera maupun di Jawa. Tapi beberapa waktu lalu saya mendapatkan info kalau di Kerinci Seblat teman-teman dari Universitas Negeri Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian di sana menemukan sekitar 10 individu terbang berputar-putar di atas kanopi hutan Taman Nasional.

Sebenarnya burung ini di bilang misterius karena saking susahnya menemukan jenis ini pada saat musim migrasi. Orang pertama yang bilang jenis ini miserius adalah peneliti Raptor dari Malaysia yang juga anggota dari Asian Raptor Research & Conservation Network mengingat di atas rumahnya melintas hampir 40,000 ekor setiap tahunya. Saking misteriusnya burung ini menjadi salah satu burung yang harus saya lihat wujud aslinya. Itulah yang memicu semangat saya untuk bisa berangkat ke Thailand dan beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk menyambangi Thailand selama dua bulan dan akhirnya bisa melihat burung ini dalam jumlah cukup besar.

"Kettle" sebutan untuk perilaku terbang berputar dalam pusaran angin untuk raptor yang melakukan migrasi. Lokasi: Khao Dinsor, Prov. Chumpon, Thailand

Flying Capsul burung ini mendapat julukan karena bentuknya pada saat terbang tubuhnya terlihat seperti Kapsul di Radar Hill, Propinsi Prachuap Khiri Khan jumlahnya sangat melimpah pada musim migrasi setiap tahunya. Mulai minggi kedua bulan oktober hingga pertengahan november lalu(2011) saya mencatat lebih dari 63,000 ekor melintas di Radar Hill. Mimpi yang menjadi kenyataan. Kenapa saya bilang mimpi? Tahun 2009 saya mimpi menghitung jenis ini dalam jumlah besar tapi saya tida tahu di mana lokasi yang ada dalam mimpi saya itu.

Sesaat setelah hujan reda. Lokasi: Radar Hill, Prov. Prachuap Khiri Khan, Thailand

O iya,. walaupun burung ini masuk dalam golongan elang yang di sebut sebagai sang predator ternyata jenis ini sangat sensitif dengan perubahan cuaca yang bisa berubah kapan saja. Menurut penuturan kawan saya di Thailand yang sudah meneliti burung ini lebih dari tujuh tahun burung sangat sensitif dengan hujan. Hal itu terbukti pada saat saya berada di Radar Hill. Burung ini langsung menghentikan penerbanganya menuju selatan pada saat gerimis turun. Mereka yang sedang terbang berputar-putar dalam jumlah besar tiba-tiba laangsung turun dan bertengger pada pohon-pohon yang ada di sekitar lokasi saya pengamatan. Apa ini yang menjadi alasan mengapa Black Baza ini tidak sampai ke Indonesia dalam jumlah besar?,.. itu yang terbesit dalam pikiran saya mengingat pada bulan November curah hujan di Indonesia sudah mulai tinggi.

Perhitungan saya pada saat tahu mengenai perilaku dari elang ini pada saat itu adalah, (1). Jika burung ini teramati di Thailand mulai minggu ketiga maka merka akan sampai di malaysia pada akhir bulan. (2). Mereka akan menyeberang ke Sumatera di awal November. (3). dalam jumlah kecil mereka akan menyebar di hutan-hutan sumatera yang masih tersisa. (3). Curah hujan yang mulai tinggi menahan baza hitam ini stay di Sumatera. Nah, yang menjadi pertanyaan mengapa jenis ini sangat susah di temukan di Sumatera?.. Hanya Allah SWT yang tahu,..

Misteri Illahi yang manusia hanya bisa menebak,..

7 thoughts on “Baza Hitam Pengembara Yang Misterius di Indonesia

  1. Salam kenal Pak. Sy Ania SBI di MDN. Mau sharing, memang utk kawasan Sumbagut, puncak hujan terjadi sekitar September-Oktober. November jg msh lumayan hujannya. Lalu puncak hujan kedua terjadi bln Mei. Kawasan Sumbagut tipe hujannya ekuatorial, jd punya 2 punak musim hujan.

    Like

    • Hi Ania,.. terima kasih sudah mau mampir di catatan saya ini,..

      Permasalahan hujan hanya opini saya saja sih,.. Kemungkinan besar mengapa jenis ini jarang di ketahui karena minimnya pengamatan yang di lakukan di kawasan Sumatera. Saat ini kebanyakan pengamat burung larinya ke kawasan Pantai atau Wetland,.. seperti yang saya sebutkan di tulisan saya beberapa waktu yang lalu jenis ini di temukan melintas di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.

      Saya yakin, kalau di adakan eksplorasi di sumatera kemungkiinan besar pada saat bulan2 wintering kita bisa ketemu banyak Black Baza di sumatera,..

      Salam

      Like

  2. Salam kenal. Saya adalah bop lover, saya cm mau membenarkan opini catatan di atas, bahwasnya. Black baza nemqng ada di sumatra dlm jumlah kecil. rekan sesama falconer lah yg mengadopt burung ini dr pemburu. Jika tidaksalah. Di perbatasan riau dan medan. Silahkan yg mau menilti. Semoga suksess..

    Like

    • Hi Dodo, salam kenal,. terima kasih atas informasinya,. tapi perlu anda ketahui juga bahwa black baza ini bukan jenis raptor penetap, black baza merupakan jenis raptor migran. saya melakukan studi raptor migran di thailand dan pulau rupat, riau dan memang jumlahnya yang bermigrasi ke indonesia sangat sedikit sekali. terus setelah di adopt black bazanya apa masih hidup? terus, apa ada kerelaan untuk melepasliarkan “partner” yaitu si black baza itu sendiri?

      Like

  3. Beberapa tahun lalu sempat mampir di area perkebunan dibelakang rumah. Biasa beristirahat dipepohonan jati yang sudah tinggi2. Tapi sudah sekitar 5 tahunan ini nggal pernah lagi mampir dimigrasinya. Pun pohon2nya sudah di tebangi

    Like

Leave a comment