Untuk sementara saya posting yang chibi-cibi dulu. Kali ini Anggrek saprofit dari genus Epipogium. Tahun lalu sempat terlewat untuk motret jenis Epipogium roseum yang ada di Merapi. Waktu itu bunga sudah rontok dan hanya tersisa batang. Alhamdulillah, bulan ini saya ketemu jenis ini di dua lokasi yang berbeda dengan tingkat bunga mekar yang berbeda. Pertama saya nemuin jenis ini di Taman Nasional Gunung Ciremai, blok Condang Amis dengan ketinggian 1.250 m dpl saat ikut survey Kehati. Sebenarnya saya bagian ambil data burung, tapi kalau ada anggrek ya saya ikutan motret juga. Kebetulan jalan bareng tim Anggrek dan Mamalia.
Ok, kalau sudah begini apakah anda sebagai orang awam sama seperti saya akan berpikir bahwa yang anda temukan itu adalah anggrek? Ketika anda hanya menemukan batang putih tumbuh dari umbi coklat dan tidak ada ciri maupun label yang bilang kalau itu anggrek. Hanya ketika kita bersama orang-orang yang tau dan paham betul tentang anggrek. Saya pun begitu, kalau jalan sendiri di hutan apalagi belum pernah lihat sebelumnya pasti akan cuek dengan apa yang saya lihat. Kecuali memang ciri anggreknya terlihat.
Di lokasi itu ada 3 individu yang terlihat mulai berbunga. Dan, setelah mata dibuka sambil pecicilan ternyata disekitar lokasi tumbuhnya bunga – bunga ini ternyata banyak yang sudah rontok dan tinggal batang yang banyak terinjak – injang pendaki. Kang Anwar Muzakir lah yang jadi mata bagi saya untuk anggrek di TNGC.
Berikutanya adalah ketika perjalanan saya ke Cagar Alam Gunung Picis, Ponorogo, Jawa Timur, bersama teman – teman dari Balai Besar KSDA Jawa Timur dalam rangka cek keberadaan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di kawasan tersebut. Di selokan panjang peninggalan kekuasaan Jepang yang sudah dipenuhi dengan serasah yang menjadi media tumbuh si putih ini ada 3 individu yang sudah mekar penuh.
Epipogium, menurut Sulistyono (2011) dalam bukunya Anggrek Merapi, jenis ini merupakan anggrek yang tumbuh di daerah teduh dengan substrat yang kaya humus. Untuk bunga memang tidak pernah mekar penuh, umumnya terpolinasi sendiri.