Taman Nasional Bali Barat, tak disangka – sangka dan ndak ada di rencana ketika saya berangkar dari jogja 19 Oktober lalu. Tujuan utama adalah Kawah Ijen. Gara – gara satu individu Elang Kelabu (Butastur indicus) yang secara spontan memunculkan ide untuk segera menyeberang ke Bali. Singat cerita, dan akhirnya, kami ketemu elang kelabu itu di Gn. Sega, Karangasem. Mungkinkah itu yang kami lihat di Kawah Ijen. Who knows??
Oke, dan inilah akhirnya saya bisa sampai ke Taman Nasional Bali Barat. Thanks to Bonenk (Dian Tri) yang sudah menjadi Guide sekaligus tuan rumah yang begitu ramah dan baik. Hari terakir di bali tripnya adalah ke ujung barat Pulau Bali. Pure Segara Rupek tujuan hari itu untuk menghadang raptor migran dan sambutan yang cukup riuh dari Kirik-kirik Laut atau Blue-tailed Bee-eater atau Merops philippinus.
Cahaya matahari yang belum terlalu terik dan kondisi langit yang biru cukup menyenangkan bagi pengguna Prosumer seperti saya ini. Jika itu dua hal itu terpenuhi bisa dijamin hasil foto mendekati sempurna layaknya kamera D-SLR.
Dan, siapa sangka kalau kirik-kirik ini sedang mulai menunjukan perilaku berbiaknya. Gundukan tanah dengan lubang-lubang kecil itu ternyata adalah sarang burung yang sebagian dari mereka juga migran dari utara.
Jelas sekali, bahkan burung apapun akan sibuk dan ribut ketika posisi sarangnya di dekati. Mereka tahu bahwa ancaman ada disekitar mereka. Dan seperti foto diatas ini, mereka saling berterbangan. Adapun mereka yang bertengger tak lebih dari satu menit langsung terbang lagi.
Dan inilah yang saya maksud. Kotak merah pada pojok kanan foto ini adalah lubang yang mereka jadikan sarang. Saya baru tahu kalau mereka bersarang pada gundukan tanah. Sebelumnya, yang saya tahu jenis ini bersarang pada lubang tanah yang ada di tebing. Bukan di gundukan tanah layaknya burung dari keluarga Megapodidae.