Pertama kali saya mengunjungi Dusun Ketingan, Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yakni tahun 2012, tepatnya tanggal 3 januari 2012. Setelah 4 tahun berlalu tidak banyak yang berubah dari perkampungan tersebut, hanya beberapa bangunan rumah yang masih terlihat baru dan ada juga perumahan baru.
Ketingan merupakan dusun yang menjadi rumah bagi ribuan burung Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis). Burung-burung tersebut berkembang biak di dusun tersebut, menggunakan pepohonan yang ada untuk meletakan sarang. Pada saat musim berbiak pohon-pohon di dusun ketingan akan tampak memutih oleh kuntul.

Kuntul kerbau bersarang di pohon sawo beludru (Chrysopyllum cainito) 22.01.16
Fenomena ribuan kuntul yang hanya ditemukan di dusun ketingan ternyata menjadi daya tarik untuk kegiatan wisata. Padahal pada saat Sri Sultan Hamengkubuwono X meresmikan Gapura Dusun warga tidak pernah menyangka bahwa sejak hari itu akan merubah kehidupan warga dusun ketingan. Pasalnya, beberapa hari setelah peresmian itu ribuan kuntul datang ke dusun ketingan dan membuat sarang di hampir semua pohon yang tinggi. Warga yang resah mencoba untuk mengusir kuntul-kuntul tersebut karena merasa terbanggu dengan bau kotoran yang menyengat. Akan tetapi usaha itu tampak sia-sia karena burung-burung tersebut tetap kembali ke dusun mereka, dan mulai saat itu warga menjadikan fenomena tersebut sebagai daya tarik wisata.
Kedatangan saya kemarin (22/01/16) ke dusun ketingan tidak lain adalah ingin ikut berpartisipasi pada event Asian Waterbird Census dalam rangka 50 tahun International Water Bird Census yang di prakarsai oleh Wetland International. Seharusnya kegiatan tersebut sudah dilakukan secara serentak pada tanggal 16 Januari di seluruh dunia. Saya hanya berdua dengan Istri saya, kebetulan Ia sudah beberapa kali melakukan monitoring kuntul di lokasi tersebut bersama Kutilang Indonesia dan BKSDA Yogyakarta.
Burung-burung kuntul dan Blekok Sawah (Ardeola speciosa) mulai keluar dari ketingan pada pukul 05:15 wib. Pada beberapa burung masih bisa dihitung satu persatu, akan tetapi seringkali juga mereka terbang secara bersamaan. Welah welah,. kok gak ada habisnya?
” Di sana lho mas, burungnya lebih banyak”. Kata bapak-bapak yang lewat di depan kami sambil menunjuk ke arah utara. Beliau juga bercerita kalau saat ini jumlahnya sudah bertambah semakin banyak, dan itu terbukti dari beberapa individu yang mulai bersarang di pohon-pohon yang ada di sisi utara kampung.
Total burung yang kami hitung dari jam 05.15 pagi sampai pukul 06.30 lebih kurang 4.565 individu, itu pun tidak semua yang terhitung. Jumlah tersebut terdiri dari;
- Kuntul Kerbau 4.430 Individu
- Kuntul Kecil 10 Individu
- Blekok Sawah 125 Indovidu

Blekok sawah bulu berbiak/ Ketingan 22.01.16
Selain kuntul kerbau, di ketingan juga ditemukan beberapa pasang blekok sawah dan Kuntul Kecil (Egretta garzetta). Mata harus jeli mengamati kuntul kecil yang tidak lebih dari 10 individu diantara ribuan kuntul kerbau.

Kuntul kerbau bulu berbiak/ Ketingan 22.01.16

Koloni berbiak Kuntuk kerbau / Ketingan 22.01.16

Kuntul kerbau mengambil patahan ranting bambu sebagai bahan sarang/ Ketingan 22.01.16

Kuntul Kecil (Egretta garzetta) diantara kuntul kerbau / Ketingan 22.01.16
O iya,. bagi yang mau ke desa wisata kuntul ini silahkan ikuti alamat ini:
Dusun Ketingan, Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Phone: +62 822 2789 386
Koordinat GPS: -7.73905555555556, 110.331138888889