Oleh-oleh dari merapi birdwatching competition 2012

Merapi birdwatching competition 2012 telah berlalu. Tapi oleh-oleh dari sana masih banyak yang tersimpan rapi dalam peti disk masing – masing peserta. Saya yang hanya tukang kluyur yang bermodalkan alat seadanya bisa dijamin oleh-oleh saya pun pasti sederhana. Sesederhana alat saya. Mencoba memotret burung ternyata fokus kamera kalah cepat dengan gerak lincah burung yang loncat kesana kemari. Hanya beberapa jenis saja yang memang lebih bersahabat. Seolah tau kalau ada manusia kere yang pengen motret burung dengan kamera cangkir,.. 

Ada burung di 0 KM Yogyakarta

Rutinitas saya ke Jogja setiap satu bulan sekali seperti sudah kembali kerumah kedua saya. 0 KM adalah lokasi yang pasti saya lewati ketika saya berada di Jogja. KM 0 selain ada Bank Indonesia, Benteng Vredeburgh, Kantor Pos Indonesia, ada juga burung – burung yang memenuhi langit KM 0 antara bulan Oktober – November. Mengapa demikian? karena KM 0 merupakan lokasi persinggahan beberapa jenis burung  yang sedang melakukan Migrasi. Namun demikian, selain burung migran dilokasi tersebut juga ada burung-burung yang sangat umum disekitar kita.

1. Jalak Cina (Sturnus sturninus); merupakan burung pendatang/migran yang datang setiap tahun ke KM 0 untuk menumpang istirahat di pohon – pohon Ficus ssp yang ada di pekarangan Istana Negara.

Jumlahnya tidak sedikit. Ribuan bahkan puluhan ribu burung jalak cina yang memanfaatkan pohon – pohon Ficus ssp di 0 KM

Seri Buku Panduan Burung sulit di Peroleh

Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan dan munculnya pengamat-pengamat burung sangat pesat perkembanganya di Indonesia. Kebutuhan akan alat sebagai daya dukung eksistensi pengamat burung pun sangat di butuhkan. Salah satunya adalah Buku Panduan Lapangan Burung-Burung yang ada di Indonesia.

Buku Panduan bagi para pengamat burung pemula sangat-sangat di butuhkan layaknya sebuah Kitab yang sangat di butuhkan oleh sebuah perguruan yang baru berdiri.

Tahun terakhir cetak buku Seri Buku Panduan Panduan lapang Burung-Burung di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali kalau tidak salah adalah tahun 2000 yang di terbitkan oleh LIPI dan Birdlife International Indonesia Program. Keluhan teman-teman yang satu hoby sering terdengar di tiap event perburungan di Indonesia. Dan, pada akhirnya teman-teman berupaya memperbanyak buku-buku tersebut dengan menggandakan sendiri yang sudah barang tentu tahu resiko yang akan di timbulkan.

Memotret Cinenen Pisang

Bermodalkan Kamera Nikon D40 dengan Lensa 70-300mm pinjaman aku coba mengabadikan satu jenis burung dengan nama Cinenen Pisang Orthotomus sutorius. Burung dengan warna merah di kepala hingga mata ini memang sungguh cantik. Tapi ya gitu, harus rela nungguin dia dalam posisi yang benar-benar terlihat jelas. Tidak tertutup daun atau Ranting.

Burung ini sudah lama menjadi incaranku. Sempat beberapa waktu tidak keluar sama sekali ketika aku bawa Kamera. Yang menjengkelkan adalah ketika tidak bawa kamera si cantik itu keluar seperti sedang meledek. Hinggap di pohon jengkol yang belum cukup besar dia loncat kesana-kemari menari makan di pohon itu. Siapa yang tak gemes ngelihat burung begitu dekat?..