Red-necked Phalarope

Ini merupakan Lifer saya kedua setelah Nordmann’s Greenshank tanggal 10/11/14 kemarin. Kaki rumbai kecil. Burung pantai yang sepertinya gak tahan capek. Kalau kata teman – teman di Jogja jenis ini selalu terpantau seperti tidak bisa jalan pada saat pertama kali terlihat. Cenderung diam.

Laguna Trisik 10.11.2014

Laguna Trisik 10.11.2014

Red-necked Phalarope_Progo_aap-2

Hanya dari jakar 2 meter

Delta Progo 10 Nov : Semua Gara-gara Trinil Nordmann

Yogyakarta 10.11.2014: Tanpa pikir panjang kemarin ( 9 Nov 2014 ) saya langsung bilang ” sesuk budhal trisik “ ketika Wahab bilang ada Trinil Nordman (Tringa guttifer) di Delta Progo. Jumlahnya pun bertambah dari tahun kemarin yang hanya tercatat 3 ekor menjadi 4 ekor. Saat membaca pesan singkat itu kebetulan saya masih di Surabaya perjalanan menuju Yogyakarta. Pokoknya saya harus bisa mengabadikan si Nordmann itu. Pahitnya, kalaupun saya ndak bisa memotret si nordmann minimal saya bisa lihat langsung burung pengembara yang populasinya diperkirakan antara 330 – 670 individu di seluruh dunia (Birdlife International 2014).

Maka, hari ini saya bersama bung AZA (bukan nama sebenarnya) bersama – sama berangkat menuju Delta Progo atau muara Sungai Progo di Kabupaten Kulon Progo. Kami mempunyai tujuan yang sama yakni menemui si nordmann. Telah menunggu kami saudara Adin sambil bersembunyi dibalik rerumputan yang tingginya mampu membungkusnya dalam posisi duduk.

Begitu sampai di lokasi saya tak mau berlama – lama, langsung saja keluarkan senjata andalan. Nikon Monarch 8 x 36 ijo yang sudah mulai kewalahan. Pembalutnya (baca: karetnya) mulai cuwil – cuwil tak tahan menahan terpaan panas matahari takala berada di pantai dan dinginnya udara takala di pegunungan.

Tampak di kejauhan 4 bocah nakal mirip nordmann. Senjata saya tak mampu mendeteksi siapa mereka. Cuma sedikit berangan – angan kalau yang terlihat si nordmaan. Dan benar saja ketika si nikon hitam besar itu diarahkan ke target langsung terdekteksi bahwa 4 bocah itulah target yang sedang kami kejar.

Empat Trinil Nordman dan satu Cerek Kernyut (Pluvialis fulva). Delta Progo 10.11.2014

Empat Trinil Nordman dan satu Cerek Kernyut (Pluvialis fulva). Delta Progo 10.11.2014

Yes!! akhirnya saya bisa mendapatkannya setelah berpuasa menahan rasa ingin menjumpainya langsung selama setahun. Ya, tahun lalu saya melewatkannya karena sesuatu. Jurus selanjutnya adalah jurus komodo mengejar mangsa. Merayap, mengendap mendekati target.

Cuma tiga, yang satu menyingkir takut terkenal. Delta Progo 10.11.2014

Cuma tiga, yang satu menyingkir takut terkenal. Delta Progo 10.11.2014

Setelah mendapatkan beberapa jepretan foto si doi kabur lantaran ada dua orang sedang menjaring ikan mendekat ke lokasi si nordmann dan si kernyut. Saya sudah memperkirakan kejadian itu bakal terjadi ketika cerek kernyut ikut bergabung dengan si nordmann. Kalau si kernyut terbang si nordmann pasti akan kebawa pergi juga. Dan ternyata benar,. aahhhh!!!,..

Eits!! Harus tetao bersyukur. Alhamdulillah sudah diberi kesempatan bertemu langsung dengan nordmann dan bikin panas kawan di Jakarta yang belum bisa ke Jogja dan ikut motret si nordmann.

Cerek Kernyut (Pluvialis fulva). Delta Progo 10.11.2014

Cerek Kernyut (Pluvialis fulva). Delta Progo 10.11.2014

Cerek kernyut ini sebenarnya ada lima individu di sekitaran trinil nordman dan terpencar. Salah satunya ada di dua foto di atas.

Lifer kedua

Ada istilah di kalangan pengamat burung untuk jenis – jenis baru yakni Lifer. Keberuntungan sedang berpihak pada saya. Ketika saya, aza dan adin melintas di timur Laguna Pantai Trisik si adin teriak ” Phalarope!!”. Sontak kami langsung berhenti dan benar saja si doi sedang bersolek di pinggir laguna. Sebenarnya kami sedang dalam perjalanan menuju rumah seorang kawan sekalian istirahat siang di Trisik dan sengaja lewat jalur sisi timur laguna supaya ndak kena retribusi. hehe,.. modus yang dapet bonus.

Laguna Trisik 10.11.2014

Laguna Trisik 10.11.2014

Kalau dari pengalaman teman – teman yang pernah memotret jenis ini katanya tidak terlalu sensitif. Bahkan ada yang bisa dari jarak 30 centimeter. Hmmm,.. manuk apa pitik kate!!. Foto diatas merupakan foto pertama saya untuk jenis ini. Lagi – lagi sama kasusnya seperti trinil nordmann di atas. Tahun lalu saya juga tidak kebagian mengabadikan burung dengan nama Kaki Rumbai Kecil (Phalaropus lobatus) atau Red-necked Phalarope dalam bahasa inggris.

Laguna Trisik 10.11.2014

Laguna Trisik 10.11.2014

Foto kedua bisa lebih close-up setelah si doi sempat terbang. Untungnya tidak menjauh tapi kembali lagi.

Dara Laut Jambul (Sterna bergii). Delta Progo 10.11.2014

Dara Laut Jambul (Sterna bergii). Delta Progo 10.11.2014

Kami kembali lagi ke delta progo sekitar jam empat sore. Harapannya bisa menjumpai si nordmann lagi dan bisa bikin foto lebih detil lagi. Setelah teropong – teropong dan keker – keker tenyata yang di cari tidak muncul. Pelariannya adalah foto di atas ini. Dara Laut Jambul (Sterna bergii) atau Greater-crested Tern yang memang cukup banyak di trisik.

Selain Dara-laut Jambul diatas ini juga ada Gajahan Pengala (Numenius phaeopus) yang sedang di berontok shuter kamera saa Mr. Ijo. Saya pun ikutan tiarap dan merayap mencoba mendekat sedekat mungkin dengan burung dengan nama inggris Whimbrel itu.

Gajahan Pengala (Numenius phaeopus). Delta Progo 10.11.2014

Gajahan Pengala (Numenius phaeopus). Delta Progo 10.11.2014

Sampai dengan sore hari ketika matahari sudah beranjak turun pun si nordmann tak kembali menampakan diri. Untungnya ada tambahan hiburan sore hari. Dua individu Trinil Pembalik Batu (Arenaria interpres) atau yang biasa di sebut si Ruddy karena nama inggrisnya adalah Ruddy Turnstone.

Sendirian aje, lagi ditinggal pergi sama abangnya. Delta Progo 10.2014

Sendirian aje, lagi ditinggal pergi sama abangnya. Delta Progo 10.2014

Saya mencoba untuk mendokumentasikan si doi yang menurut saya aneh. Burung ini merupakan burung yang membuat saya kepincut dan ikut mengamati burung pantai. Pertama kali saya lihat burung ini di Pulau panaitan, Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2010. Saat itu saya lansung menamainya di list burung di buku catatan saya dengan nama Trinil Pembalik Batu. Setelah di cek di puku panduan ternyata namanya benar. wow,..

Selain dokumentasi foto, saya juga mencoba mendokumentasikannya dalam bentuk video. Video juga penting karena suatu saat nanti pasti akan kepakai juga.

Yang satunya sepertinya memang lapar. Cari makan terus. Delta Progo 10.11.2014

Yang satunya sepertinya memang lapar. Cari makan terus. Delta Progo 10.11.2014

Oke,. saya rasa cukup yah. Ini sudah pukul 00:48 waktu indonesia wilayah Ring Road utara Yogyakarta. Bagi yang ingin mendokumentasikan dan ikut narsis bareng trinil nordman dan kaki rumbai kecil silahkan langsung ke delta progo dan sekitar laguna trisik.

Video – Great Knot

Namanya Kedidi Besar, begitu kita di Indonesia memberinya nama. Secara umum masyarakat dunia menyebutnya Great Knot atau Calidris tenuirostris dalam penamaan ilmiah. Sebenarnya saya sudah posting tentang burung ini di postingan saya sebelumnya, jadi saya tidak akan panjang lebar dongengi njenengan. Burung pantai yang terbang sekitar 4000 kilometer dari Chongming Cina ini mampir sementara di Delta sungai Progo, Trisik, Kabupaten Kulon Progo untuk mencari makan sebelum kembali melanjutkan pengembaraanya ke belahan bumi selatan.

Jika sebelumnya saya posting fotonya di sini, nah yang ini adalah Videonya. Selamat menonton!!

Trisik. 30 August 2014

Puasa, pengamatan di Trisik? Siapa takut!

Pantai Trisik bukanlah tempat asing bagi sebagian besar pengamat burung di Jawa khususnya yang berada di Yogyakarta. Ya! Pantai Trisik sampai ke Delta Pandansimo berada di Kabupaten Kulon Progo. Kalau dari Kota Jogja waktu tempuh kira – kira satu jam menggunakan sepeda motor baik melalui Jalan Bantul maupun Jalan Lingkar Luar – Wates.

Pantai Trisik merupakan kawasan penting di Yogyakarta sebagai tempat singgah burung – burung pantai migran dari belehan bumi utara ketika di benua utara mengalami perubahan musim dari hangat menjadi dingin. Selain itu juga menjadi habitat penting bagi jenis burung pantai endemik, Cerek Jawa Charadrius javanicus. Nah, saking pentingnya kawasan itu yang menarik perhatian kawan – kawan yang punya kesamaan hobi mengamati burung konsisten melakukan pendataan di lokasi tersebut. Saya cuma ikut-ikutan,.

Kamis lalu [ 17/7/2014 ], meskipun sedang dalam keadaan Puasa tidak menyurutkan niat saya untuk mengunjungi Pantai Trisik. Pokokya saya kepingin ke trisik. Entah nanti ada burung apa tidak yang penting berangkat dulu. Janjian sama Wahab dan Zul meskipun bung Zulfikar tak jadi berangkat karena tak enak badan.

Berangkat dari Jogja setengah tujuh dan sampai di Delta Trisik/Pandansimo sekitar setengah sembilan karena harus mampir – mapir terlebih dahulu. Itu pun masih harus salah lokasi. Awalnya saya pikir akan pengamatan di Laguna Trisik, ternyata Wahab sudah lebih dulu melakukan pengamatan di Delta. Berhubung peralatan ada di Delta bersama Wahab maka saya pun menyusul dia. Dari Trisik ke Pandansimo masih sekitar 10 – 15 menit karena harus muter.

Matahari sudah terasa panas. Tidak seperti beberapa hari sebelumnya yang mendung. Tapi wajar sih, namanya juga pantai ya pasti panas. Ketika saya sampai di lokasi Wahab tampak sedang mengamati jenis burung yang menurut dia tidak biasa. Ringed Plover atau Charadrius hiaticula. Saya pun langsung semangat mengingat saya juga belum pernah lihat secara langsung. Hanya lihat foto di BirdingAsia 20 (2013) yang di foto oleh Shaim Basyari tahun lalu. Selain itu, saya juga masih abu – abu kalau masalah identifikasi burung pantai jadi ya manut saja.

Cerek Kalung Kecil (Charadrius dubius) dengan bulu berbiak. Dalam masa berbiak burung pantai ukuran badan lebih besar dari ukuran normal.

Cerek Kalung Kecil (Charadrius dubius) dengan bulu berbiak. Dalam masa berbiak burung pantai ukuran badan lebih besar dari ukuran normal.

Inilah yang menjadi incaran hari itu yang ternyata bukan C. hiaticula seperti yang diharapkan. Tahu kenapa? setelah saya kroscek ke buku panduan burung pantai ternyata sangat beda C. hiaticula bulu berbiak. Asumsi kami jenis ini pada saat di Trisik adalah C. hiaticula dengan bulu berbiak. Akan tetapi setelah saya cek di buku panduan sangat beda. Kalau ini hiaticula bulu berbiak seharusnya pangkal paruh hingga sepertiga paruh warnanya orange dan ujung paruh hitam, sedangkan ini tidak. Kemudian kalau ini bukan bulu berbiak pada bagian kepala depan/kening warnanya putih, tidak ada warna hitam seperti topi. Akhirnya saya beralih ke Charadrius dubius atau Cerek Kalung Kecil. Nah, pada bagian C. dubius  lah saya yakin kalau burung yang kami amati adalah C. dubius bulu berbiak. Untuk meyakinkan identifikasi saya maka saya share foto itu ke Forum sebagai pembanding.

Oke,. kita kembali lagi ke Delta Trisik yang semakin panas karena matahari semakin tinggi.

Selain Cerek Kalung Kecil dan Cerek Jawa kami juga menemukan 4 (empat) individu Kedidi Putih Calidris alba. Sepertinya mereka idividu muda yang belum siap kawin sehingga tidak kembali ke tempat kelahirannya dan memutuskan untuk stay di Trisik. Wahab juga melihat adanya Greater San Plover/ Cerek Pasir Besar atau Charadrius leschenaulti yang masih beredar di Trisik.

Kedidi putih

Kedidi putih

Seharusnya di frame ini ada empat individu. Tapi yang satu tertutup oleh individu yang lain.

Cerek Jawa, posisi duduk seolah bersembunyi.

Cerek Jawa, posisi duduk seolah bersembunyi.

Awalnya saya pikir tidak ada burung di pasir – pasir itu. mereka sangat pandai berkamuflase dengan pasir. Memanfaakan cekungan yang ada di pasir untuk bersembunyi.

saya pun tak tahu ini indivdu dewasa apa muda

saya pun tak tahu ini indivdu dewasa apa muda

dia berkamuflase dengan batu

dia berkamuflase dengan batu

Kedidi putih ini pun terlihat lebih nyaman ketika saya juga duduk tenang. Oia,. semua foto ini dihasilkan dari teknik fotografi digiscoping.

Kedidi putih

Kedidi putih

Pengamatan hari itu kami sudahi sekitar pukul 11:30. Panas di Delta pun sudah sangat terasa dan cukup membuat rasa haus itu menghampiri kami. Selain itu pasang air laut sudah mulai tinggi. Puasa itu bukan berarti bermalas – malasan, dan kami buktikan dengan berpanas – panasan di Delta Trisik.

Trisik – Red-necked Stint

Ini juga masih hasil hunting tanggal 12 Oktober 2013 lalu bersama mereka yang saya sebutkan di Postingan sebelumnya [Trisik – Little Ringed Plover]. Ternyata yang ini malah sudah benar – benar tidak takut dengan manusia. Bener-bener bisa sedekat mungkin dengan catatan kita tiarap. Pokoknya dijamin puas motret Kedidi Leher Merah ini.

Nama Indonesianya Kedidi Leher Merah dengan nama inggris Red-necked Stint atau Calidris ruficollis nama ilmiahnya.

Kedidi Leher Merah-aap-5 Kedidi Leher Merah-aap-4 Kedidi Leher Merah-aap-2 Kedidi Leher Merah-aap-3

Trisik: Bar-tailed Godwit

Burung ini centil gak sih? Warna paruhnya ada bagian yang pink dan agak ngetril,. 😀

Namanya Biru-laut Ekor-blorok atau Limosa lapponica, burung pantai migran yang singgah di Pantai Trisik, Kulon Progo, Yogyakarta. Ini merupakan foto – foto pertama saya untuk jenis ini dan ternyata jenis ini lumayan bisa di dekati. Tidak begitu sensitif. Saya bisa mendekat dengan jarak kurang dari 10 meter. Meski hasilnya tidak sebagus yang D-SLR, karena saya cuma pake Prosumer, tapi cukup untuk identifikasi.

Birulaut ekorBlorok-Trisik-aap-3 Birulaut ekorBlorok-Trisik-aap-4 Birulaut ekorBlorok-Trisik-aap-2