Perjalanan menuju Cibodas dengan tujuan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mulai terasa dingin begitu memasuki kawasan Puncak. Udara dingin khas puncak Pukul 19:00 wib mulai terasa begitu menusuk pada bekas luka yang ada di tangan saya. Walaupun luka itu hanya tinggal bekas yang tertinggal karena jahitan, tapi tetap terasa ngilu ketika hawa udara begitu dingin. Bersama Iwan londo, arek Surabaya yang saat ini bekerja di Wildlife Conservation Society(WCS) Indonesia Program serta Agus Reno. Kami bertiga yan mengendarai dua sepeda motor bermaksud Hunting burung di kawasan Gunung Gede Pangrango esok harinya.
Perjalanan dari kantor WCS-IP kami tempuh sekitar lebih kurang 1,5 jam perjalanan.
Tepat pukul 20.00 waktu Cibodas kami sampai di warung Kekem. Disini udara lebih-lebih dinginya jika dibanding ketika dalam perjalanan.
Sambil melepas lelah dan sekedar untuk menghangatkan badan, tak lupa kopi panas menjadi teman melepas lelah.
Pukul 05:30, alarm di Hp Iwan Londo berdering begitu keras karena tepat berada di saping telinga saya. Sampai alarm mati dengan sendirinya kami bertiga masih malas untuk bangun karena udara di Cibodas terasa begitu dingin. Sekitar pukul 06:00 kami bangun juga dan mulai berkemas setelah kami bergantian ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka.
Pukul 06:30 pengamatan burung di mulai. Sebenarnya Iwan Londo yang lebih akrab di panggil ”Londo” itu sudah janjian dengan orang di Cibodas yang akan menjadi guide pengamatan kami kali ini. Tapi ternyat orang yang di tunggu belum juga datang ketika kami berangkat dari warung dimana kami bertiga meginap. Akhirnya kami berangkat bertiga dan orang cibodas yang bernama Ferdinan itu menyusul. Tempat pertama yang kami kunjungi untuk di amati burungnya adalah Lapangan Golf yang ada di belakang Kantor Balai Besar Taman Nasional Gede Pangrango.