Anggrek – Eulophia zollingeri (Rchb.f.) J.J.Sm.1905

CA. Gunung Picis, Ponorogo 26 November 2013

Ini pertama kalinya saya lihat Anggrek Saprofit dengan tinggi sekitar 70 cm dengan warna merah kusam. Ini saya ketemu sewaktu kunjungan ke Cagar Alam Gunung Picis yang berada di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kebetulan ada ajakan dari Balai Besar KSDA Jawa Timur untuk cek Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di Cagar Alam itu. Selain elangnya yang juga banyak ternyata di Cagar Alam itu juga banyak Anggrek Alami yang tumbuh liar baik yang tanah, saprofit maupun yang epifit.

Eulophia zollingeri-CA-Picis-Ponorogo-aap-3Awalnya agak sedikit bingung ini anggrek apa bukan ya? tapi dibalik pertanyaan itu juga ada keyakinan bahwa ini adalah anggrek karena morfologi bunganya sangat meyakinkan. Jadi ya jepret saja,. simpan dalam memory kamera,. Di atas ini bunga yang sudah mekar meskipun belum sepenuhnya mekar. Sedangkan yang dibawah ini bunga yang belum mekar alias masih bentuk kuncup – kuncup bunga.

Eulophia zollingeri-CA-Picis-Ponorogo-aap-4

Nah, kalau yang bawah ini yang sudah mekar sempurna. Bunganya terbilang besar, saya mencoba untuk membandingkan dengan bungkus permen karet yang kebetulan hanya itu yang ada di saku baju saya.

Eulophia zollingeri-CA-Picis-Ponorogo-aap-1Bagaimana menurut anda? Besar dan menarik bukan?.. Ini merupakan anugrah. Di akhir tahun saya ketemu beberapa jenis anggrek baru untuk list anggrek liar yang saya temukan di alam. Proses belajar harus terus di asah. Nah yang bawah ini yang saya kasih pembanding. Silahkan anda berimajinasi sendiri mendeskripsikan seberapa besar ukuran bunga anggrek saprofit ini. Ini saya bandingkan dengan kotak permen karet Happydentwhite.

Eulophia zollingeri-CA-Picis-Ponorogo-aap-5

Anggrek – Epipogium roseum (D.Don) Lindl.

Untuk sementara saya posting yang chibi-cibi dulu. Kali ini Anggrek saprofit dari genus Epipogium. Tahun lalu sempat terlewat untuk motret jenis Epipogium roseum yang ada di Merapi. Waktu itu bunga sudah rontok dan hanya tersisa batang. Alhamdulillah, bulan ini saya ketemu jenis ini di dua lokasi yang berbeda dengan tingkat bunga mekar yang berbeda. Pertama saya nemuin jenis ini di Taman Nasional Gunung Ciremai, blok Condang Amis dengan ketinggian 1.250 m dpl saat ikut survey Kehati. Sebenarnya saya bagian ambil data burung, tapi kalau ada anggrek ya saya ikutan motret juga. Kebetulan jalan bareng tim Anggrek dan Mamalia.

Taman Nasional Gunung Ciremai, 18/11/13

Taman Nasional Gunung Ciremai, 18/11/13

Ok, kalau sudah begini apakah anda sebagai orang awam sama seperti saya akan berpikir bahwa yang anda temukan itu adalah anggrek? Ketika anda hanya menemukan batang putih tumbuh dari umbi coklat dan tidak ada ciri maupun label yang bilang kalau itu anggrek. Hanya ketika kita bersama orang-orang yang tau dan paham betul tentang anggrek. Saya pun begitu, kalau jalan sendiri di hutan apalagi belum pernah lihat sebelumnya pasti akan cuek dengan apa yang saya lihat. Kecuali memang ciri anggreknya terlihat.

Taman Nasional Gunung Ciremai, 18/11/13

Taman Nasional Gunung Ciremai, 18/11/13

Di lokasi itu ada 3 individu yang terlihat mulai berbunga. Dan, setelah mata dibuka sambil pecicilan ternyata disekitar lokasi tumbuhnya bunga – bunga ini ternyata banyak yang sudah rontok dan tinggal batang yang banyak terinjak – injang pendaki. Kang Anwar Muzakir lah yang jadi mata bagi saya untuk anggrek di TNGC.

Berikutanya adalah ketika perjalanan saya ke Cagar Alam Gunung Picis, Ponorogo, Jawa Timur,  bersama teman – teman dari Balai Besar KSDA Jawa Timur dalam rangka cek keberadaan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di kawasan tersebut. Di selokan panjang peninggalan kekuasaan Jepang yang sudah dipenuhi dengan serasah yang menjadi media tumbuh si putih ini ada 3 individu yang sudah mekar penuh.

Cagar Alam Gunung Picis, Ponorogo, 26/11/13

Cagar Alam Gunung Picis, Ponorogo, 26/11/13

Cagar Alam Gunung Picis, Ponorogo, 26/11/13

Cagar Alam Gunung Picis, Ponorogo, 26/11/13

Epipogium, menurut Sulistyono (2011) dalam bukunya Anggrek Merapi, jenis ini merupakan anggrek yang tumbuh di daerah teduh dengan substrat yang kaya humus. Untuk bunga memang tidak pernah mekar penuh, umumnya terpolinasi sendiri.