Para Migran di KM 0, Jogja

Layang-layang sang pengembara

Awalnya mau ke Prambanan buat hunting foto. Tapi apa daya karena hujan akhirnya rencana hunting foto pun gagal. Tapi kegagalan ke Prambanan tetap membawa hikmah. Saya, Ikhsan dan Sitta karena hujan akhirnya harus ngiyup(berteduh) depan bengkel yang ndak tau punya siapa. hehehe,… dan kebetulan banget kok dekat dengan rumah salah satu teman dari KSSL FKH-UGM. Namanya Rinni(padahal namanya puanjang),..

“Mampir warunge Rinni ae yuk!” ajak si Ikhsan. “Warunge dekat sini. Lumayan lah kita ngeteh-ngeteh disana”.

“Yuk!”,.. Dalam bayanganku bukan Tehnya, Tapi kopinya. Hujan-hujan nongkrong diwarung ngopi sambil rokok’an sudah pasti mantap. Berhubung warunge tutup maka kami pun kerumahnya langsung. Kok ya kenbetulan banget pas kesana ndak lama kami duduk kok tukang sate lewat. Dasar si tuan rumah gesit dan ngerti tamune belum pada makan langsung tanggap dengan memberhentikan si tukang sate dan memesan buat kami. Maknyus!!,.. makasih rin,.. kapan2 dolen neh,..

SMP=Selesai Makan Pulang. Atau mungkin SMK=Selesai Makan Kabur. Hehehe,… Ini sehubungan tuan rumah juga mau pergi. Moso tuan rumah pergi tamune ngendon ae…

Dokumen Pribadi

Perjalanan dilanjutkan ke KM 0 dimana banyak orang berkumpul menghabiskan malam minggu bersama teman dan pasangan masing-masing. Tapi kami bukan mau mojok disalah satu lesehan yang ada di kawasan Bank Indonesia itu. Kami hendak melihat Layang-Layang yang singgah dan numpang Tidur di Gedung Pos Indonesia dan Gedung Bank Indonesia. Ya,.. Burung layang-layang(Hirundo sp) yang melakukan migrasi dari belahan bumi utara itu pada mampir di Gedung BI di KM 0, Jogja. Disana bisa ratusan bahkan ribuan burung memenuhi bagian luar gedung. Ada yang bertengger di di atas tulisan Bank Indonesia. Tak jarang juga para pengembara itu tidur di kabel-kabel yang membentang di sepanjang jalan.

Pada malam itu sekitar 300an ekor burung yang setiap tahunya melakukan migrasi itu numpang nginep di Gedung BI dan Pos Indonesia. Memang, pada saat saya dan kawan-kawan dari jogja jalan ke lokasi itu sedang musim migrasi. Bukan hanya burung layang-layang saja yang melakukan migrasi di bulan oktober sampe desember. Tapi banyak burung lain juga yang melakukan migrasi.

Di Jogja, teman-teman dari Paguyuban Pengamat Burung Jogja rutin melakukan penghitungan jumlah dan jenis burung layang-layang yang singgah di Lokasi yang menjadi berkumpulnya kebanyakan orang di jogja yang hendak menghabiskan malam panjang di malam minggu. Bahkan teman-teman sudah ada yang rutin melakukan penangkapan untuk dilakukan pencicinan terhadap burung yang akan kembali ke daerah asalanya itu setelah musim dingin di utara selesai dan burung yang ditangkap sebentar itu dilepas lagi sehingga masih bisa pulang ke negara asalnya.

Dokumentasi Pribadi

Banyak hal yang menarik di lokasi itu sebelum erupsi merapi. Kini, setelah amukan Merapi mungkin para burung-burung itu sudah tidak ada lagi karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan bagi mereka buat bertahan.

4 thoughts on “Para Migran di KM 0, Jogja

  1. Tenang ae Kang, mereka masih disana kok, kan gak kena dampak langsung erupsi merapi.
    cuma memang semakin sedikit karena kena dampak liburan akhir taun, maklumlah..jogja gitu lhoh..
    hehe..

    Like

Leave a comment